Laman

Jumat, 08 April 2011

Menata Kelola Sebuah Kelas

Menatakelola sebuah …Kelas


Manajemen kelas termasuk didalamnya organisasi praktis mengenai sumber daya material maupun manusianya di dalam sebuah ruangan yang lazim kita sebut sebagai kelas. Manajemen yang baik dapat memberikan pengaruh positif thd apa saja yang dilakukan siswa maupun guru dalam berinteraksi maupun berpartisipasi dalam kehidupan di sekolah. 

Adakah suatu jaminan dari kita, bahwa mereka, putra-putri yang merupakan siswa dan siswi kita, datang ke sekolah dengan perasaan nyaman, aman, senang, mendapatkan kejelasan, perlakuaan yang adil, dan akan antusias menerima pelajaran di kelas ? dan adakah secara kolektif mereka bersimpati, yakin dan memberikan pengakuan serta sertifikasi serta penghargaan, bahwa  kita adalah guru yang layak baginya.

Keamanan dan kenyamanan ini kadang terlupakan dan tak tersadarkan oleh kita. Bahwa siswa dan siswi kita memiliki kemampuan yang berbeda, latar pengetahuan dan pengalaman yang berbeda, pola asuh dan warna kecerdasan dan kecenderungan yang berbeda. Pada saat mereka datang ke sekolah dan masuk ke kelas, apakah kita tahu bahwa kemampuan pendengarannya, penglihatannya serta konsentrasinya bagus dan memadai ? dan bagaimana kemampuan akademiknya ? siswa mana saja yang  tidak bermasalah dalam menulis ? dan siapa saja yang memiliki kemampuan yang masih kurang dalam memahami konsep matematika ?

Managemen kelas menjadi begitu sangat penting dan berarti, oleh karenanya perlu mendapatkan perhatian yang serius dari kita. Sebab keberadaan kita dalam mengajar di kelas bukan sekedar hanya mentranmisi kultur, budaya dan pengetahuan saja, tetapi lebih dari itu banyak diantara kita yang perlu menyadarkan kembali diri kita bahwa upaya yang fokus pada materi saja sering kali membuahkan kegagalan dan kesemrawutan hasil kerja di dalam kelas. Kenapa ? karena kondisi siswa, iklim kelas yang kita ciptakan, keahlian mengajar guru adalah elemen penting yang harus dikelola dan diatur dengan sentuhan manajemen yang baik, disamping keahlian penyampaian materi yang sering dibangga-banggakan para guru. Keseluruhannya bermuara pada satu harapan yakni kemajuan belajar siswa yang lebih baik.







Pengaturan kelas meliputi kegiaatan yang berhubungan dengan materi dan guru yang bersangkutan, termasuk material yang ada. Pengaturan atau pengorganisasian yang baik akan berakibat baik pula bagi kelangsungan proses pengajaran. Cara mengajar guru, interaksi yang terjadi di kelas, pengaturan, display, pengorganisasian sumber belajar  serta penataan prilaku di dalam kelas akan sangat menentukan keberhasilan kita dalam menatakelola kelas yang lazim disebut dengan “ Classroom Management “.

Kemampuan untuk dapat menatakelola kelas sangat ditentukan oleh rutinitas dan keinginan untuk mendapatkan hasil terbaik dari siswa. Setiap guru harus selalu mengevaluasi pengajarannya. Dalam pengevaluasian tersebut salah satu hal yang harus di perhitungkan adalah penatakelolaan kelas tersebut.

” Teaching style berlaku relatif untuk setiap guru. Dan kita memiliki cara sendiri sendiri dalam mengajar. Dan hal ini sangat ditentukan oleh kondisi kelas yang bersangkutan. Selain kondisi kelas, apa yang akan diberikan pun menentukan cara guru mengajar. Semakin guru mengetahui kondisi kelasnya, semakin baik ia dapat mengajar di kelasnya.

Lay Out Kelas

Sebelum mengajar yaitu sebelum dimulainya hari pertama tahun ajaran , guru harus membuat rencana terlebih dahulu layout kelas yang akan dipakai. Guru harus merencanakan ini karena sangat berpengaruh terhadap kehidupan kelasnya. Guru harus memperhatikan di mana akan meletakkan papan tulis, meja guru, meja siswa dan rak-rak lainnya. Hal ini sebaiknya bukan orang lain yang melakukannya, karena guru tahu alasannya mengapa membuat lay out sedemikian rupa

Banyak sekali layout-layout yang dapat dipakai oleh seorang guru, hal ini tentunya harus memperhatikan rencana jangka panjang guru. layout pun harus memperhatikan pula sarana yang ada jangan sampai terlalu penuh oleh furniture kelas sehingga ruang gerak siswa terbatas. Layout ini dapat berubah rubah untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan yang bersangkutan. Bisa saja seorang guru merubah lay out kelasnya setiap catur wulan atau mungkin merubahnya pada saat pergantian topik. Perubahan lay out dapat merubah total isi kelas, dapat pula mengadakan perubahan hanya sebagian kecil saja.








Perubahan kelas secara total jarang sekali dilakukan lebih dari dua kali dalam setahun, biasanya perubahan total akan dilakukan apabila kondisi kelas yang sangat tidak memungkinkan mempertahankan lay out yang ada karena kondisi tertentu. Namun perubahan kecil dapat dilakukan sebulan dua kali karena disesuaikan topik. Misalnya pada saat topik transportasi, guru kelas membuka stand dikelasnya untuk menjual karcis, karena sedang dilakukan drama penjualan karcis untuk stasiun

Berikut adalah beberapa contoh layout kelas yang dapat dilakukan seorang guru
( lihat lampiran Lay out Kelas )

Sebelum memindahkan furniture, sebaiknya guru membuat sketsa terlebih dahulu untuk melihat apakah rencananya thd suatu layout sudah fix dan cocok dengan kebutuhan. Selain itu guru pun harus memperhatikan di mana ia akan sering berdiri, sehingga ia mendapat suatu tempat yang dapat melihat ke segala penjuru di kelasnya. Tempat tersebut dapat disebut dengan istilah ”  teaching base ” tetapi guru bukan berarti harus terpaku ditempat asalnya, justru ia harus berkeliling melihat pekerjaan siswa atau mencari siswa yang memiliki masalah dalam belajar. Teaching base hanya dipakai pada saat ia menerangkan secara klasikal atau pada saat penjelasan konsep.

Ruangan

Sebelum membuat rencana layout kelas, satu hal yang harus diperhatikan pula adalah besarnya ruangan. Sangat sulit bagi guru untuk mengukur kelas secara detail. Apabila memang sulit untuk mengukur secara detail dengan skala yang sebenarnya bisa saja guru membuat skala kecil dengan menggunakan  potongan potongan kertas kecil untuk furniturenya

Apa yang harus kita lakukan apabila memang ternyata ruangan sangat kecil ? pertama kali tentunya kita harus melihat bentuk meja dan rak yang akan digunakan. Meja berbentuk bulat sangat tidak cocok bagi ruangan kecil karena memakan tempat yang sangat luas

Apabila ruangan kelas kita memang sudah terlanjur cukup kecil dibandingkan dengan jumlah siswa yang banyak tentunya guru harus memikirkan langkah langkah yang memerlukan terobosan terobosan yang harus dipikirkan adalah siswa dan guru memiliki ruang gerak yang cukup, tidak menghalangi kegiatan sehari hari dalam belajar






Guru harus jeli pula bahwa kelas adalah rumah bagi siswa dan guru itu sendiri. Oleh karena itu harus dijaga agar ruangan selalu nyaman dan bersih. Terkadang kita melihat meja kursi banyak dipenuhi coretan siswa, rak jarang dibersihkan, dan barang barang tidak tersusun dengan rapih. Hal ini tentunya akan mempengaruhi keseharian siswa dalam belajar. Siswa harus dibiasakan untuk selalu menempatkan barang barangnya ditempat semula. Mereka pun harus selalu menjaga barang yang ada dikelasnya selalu bersih dan tidak boleh rusak ataupun menulisinya. Hal ini tentunya harus secara konsisiten dijaga oleh guru dan disosialisasikan kepada siswanya dikelas

Pengelompokkan
Menatakelaola kelas tidak saja berhubungan dengan kelas dan furniturenya, tetapi juga dengan siswanya. Kita semua tahu bahwa siswa tidak memiliki kemampuan yang sama, oleh sebab itu guru harus jeli menempatkan siswanya di kelas. Selain kemampuan siswa yang tidak sama, tentunya potensi mereka dalam menguasai pelajaranpun tidak sama pula anatar siswa yang satu dengan siswa yang lain. Guru akan sangat repot sekali apabila siswa dengan berbagai kemampuan ini duduknya menyebar.  Untuk mengatasi hal tersebut bisa saja guru mengelompokkan mereka menjadi satu berdasarkan kebutuhan. Berikut adalah beberapa contoh pengelompokkan siswa

A. Pengelompokkan Berdasarkan Kemampuan

Untuk memudahkan guru dalam membagi perhatian kepada siswanya, guru dapat mengelompokkan mereka menjadi beberapa kelompok. Misalnya didalam satu kelas terdapat 3 kelompok kemampuan dalam pembelajaran matematika. Kelompok  A misalnya untuk mereka yang memiliki kemampuan rendah dalam memahami konsep, atau konsepnya belum jelas dipahami. Kelompok B adalah kelompok yang siswanya memiliki kemampuan biasa - biasa saja. Dan kelompok  C adalah untuk mereka yang sudah memiliki kemampuan yang  melebihi  kemampuan teman temannya.  Apa yang harus di lakukan guru ?

Kelompok A tentunya tidak dapat diberikan materi yang tingkat kesulitannya untuk kelompok B dan C, karena konsep yang belum dikuasai Sebaliknya apabila kelompok C diberikan materi atau latihan yang tingkat kesulitannya sangat mudah, yaitu untuk kelompok A, maka mereka akan merasa bosan karena kurang tantangan.








Akan mudah bagi seorang guru apabila siswa yang memiliki kemampuan yang sama berada duduk di meja yang sama, Guru dapat memotivasi dan memberi dorongan pada saat yang bersamaan. Ia dapat berkeliling untuk melihat sejauh mana perkembangan kemampuan setiap siswa. Hal ini tentunya akan sangat sulit bagi guru apabila sistem pengelompokkan tidak dilakukan. Lamanya siswa berada disuatu kelompok tidak selalu sama. Hal ini ditentukan oleh kemampuan secara individu. Ada kemungkinan seorang siswa yang tadinya berada dikelompok C mungkin dalam waktu 1 bulan sudah dapat berada dikelompok B. begitu seterusnya.

Kemampuan siswa dalam setiap pelajaran tidak sama. Bisa saja siswa yang kuat dimatematika ternyata lemah di bahasa. Untuk siswa SD 1 misalnya, mungkin saja ia berada di kelompok  C, karena masih belum bisa menulis.

Pengelompokkan tidak lain dilakukan untuk mengoptimalkan kemampuan siswa, selain untuk mempermudah guru dalam memperhatikan mereka, tentunya guru harus memiliki data, siapa saja yang harus diperhatikan khusus. Hal ini tentunya akan sangat berkaitan erat pada saat ia membuat rencana pengajaran. Saat rencana pembelajaran dibuat, guru sudah harus mengetahui, siswa mana saja yang akan dievaluasi khusus. Apabila guru tidak memiliki data kemampuan siswanya, maka pengelompokkan kemampuan akan sulit sekali dilaksanakan.

Pengelompokkan kemampuan siswa dapat berubah sewaktu waktu dan berubah –rubah untuk setiap mata pelajaran, bahkan untuk suatu konsep tertentu. Misalnya siswa yang baik pemahamannya dalam konsep bilangan, belum tentu memiliki kemampuan yang sama dalam memahami konsep bentuk. Siswa yang baik dalam memahami konsep konsep matematika belum tentu bagus pula dalam problem solving.

B. Pengelompokkan Berdasarkan Kegiatan

Pada proses belajar dengan jenis pengelompokkan ini, guru tidak harus melihat kemampuan siswa, tetapi berdasarkan kebutuhan saja. Ada kalanya guru harus mengelompokkan siswa karena pada saat itu siswa harus mengerjakan tugas kelompok. Pada saat pengelompokkan ini, bisa saja berubah rubah kapan saja, tidak terpaku oleh waktu. Anggota kelompok bisa tdak sama, dan tujuan akhirnya adalah ke pekerjaan yang ditugaskan

Tugas kelompok akan sangat baik bagi siswa karena akan berpengaruh terhadap pembentukan karakter. Dalam tugas kelompok, siswa akan belajar menjadi seorang pemimpin, anggota kelompok yag baik, bagaimana harus mendengarkan pendapat temannya, memberikan usulan dan sebagainya. Hal ini tentunya akan sangat baik apabila dipupuk sejak dini.




C. Pengelompokkan Berdasarkan Sosial Emosional

Tidak semua siswa memiliki kematangan emosi yang sama, sifatnya pun berbeda pula. Untuk  membantu sosial emosional siswa, guru dapat mengelompokkan mereka dengan melihat karakter yang ada. Misalnya, untuk siswa yang pemalu dapat dikelompokkan dengan siswa yang agak berani, agar termotivasi dalam mengekspresikan diri.

Kegiatan yang diberikan dapat berupa kegiatan apa saja dengan materi pelajaran yang berbeda. Untuk pengelompokkan ini relatif tidak terlalu sulit karena tidak terlalu banyak siswa yang memiliki karakter yang perlu diperhatikan.

Pengelompokkan ini harus direncanakan pula dalam penulisan lesson plan, dan akan sangat bermanfaat pada saat memberikan laporan kepada orang tua murid. Banyak orang melupakan perkembangan sosial emosional siswa. Padahal hal ini akan sangat berpengaruh terhadap learning style siswa yang bersangkutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar